Anak
sekolah, kalo cuma berangkat-masukkelas-nongkrong-pulang itu sebenernya gak
bisa dibilang anak sekolah. Kenapa, karena sekolah pada hakikatnya adalah untuk
eksis dan berkarya. Mangkanya, kalo ada yang bilang gini, “ah, yang
penting gue mah sekolah belajar aja yang bener udah cukup” itu adalah
jenis-jenis siswa yang gak patut
dilestarikan di Indonesia ini. Tapi itu mending, daripada yang ke sekolah cuma
buat ngabisin duit ortu dan nyari masalah itu udah TERLALU. Daripada nyari
masalah, ya mending nyari nafkah atau nyari istri, deh. Syukur-syukur
bisa nyari pahala. Tul nggaks...?
Nah,
atas dasar itu, sebagai siswa yang berjiwa pembelajae sejati harus bisa
menjadikan sekolahnya untuk bisa eksis berkarya dan menebar manfaat
sebnyak-banyaknya, kalo bisa. Kalo udah bisa bermanfaat, Insya Allah bisa
dikategorikan ke dalam pelajar yang keren bin beken – Mberdasarkan hukum relativitas Mbah
Einstein– sotoy mode: on–
Sodara-sodara,
sebenarnya anggapan bahwa masa muda itu adalah masa pencarian adalah penyataan
yang sangat amat salah kaprah bange
sekali, lho. Nggak percaya? Silakan baca arti Al-Quran dari awal sampai
akhir ayau dari akhir sampai awal. Di dalam kitab yang paling murni
kebenarannya itu, hampir semua ayat yang menyebutkan kata pemuda pasti konteks
positif yang dijterangkan.
Oke,
kita ambil contoh yang paling dekat zamannya dengan kita, Muhammad Al-Fatih
–meski bukan di Al-Quran– . Beliau itu,
waktu umuran SMP sekitar tiga belas tahun sudah menjadi Menteri. Coba bayangkan
dengan jajaran menteri negara kita, bahkan ada yang usianya smpe lima puluhan! Nah,
sewaktu usia Muhammad Al-Fatih
menginjak dua puluh satu, belia sudah menduduki jabatan Khalifah yang
kekuasannya mencapai sepertiga dunia. Kalo mau badningin dengan anak muda
sekarang, apa yang bisa dibandingin? Ini
jelas-jelas gak imbang banget kan? Yang jadi pertanyaan, bisa nggak anak muda
sekarang sekeren itu gitu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar